Bertumbuh: Dulu Rapuh, Kini Kukuh

  1. Home
  2. Inspiring Story
  3. Article detail
Bertumbuh: Dulu Rapuh, Kini Kukuh

Manusia adalah makhluk yang dikaruniai oleh Tuhan akal dan pengetahuan. Murni dari itu semua, manusia memiliki kuasa untuk pergi kemana dan berhenti di mana. Sama seperti itu, aku adalah manusia. Mahkluk Tuhan yang memiliki akan dan diberikan kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Aku adalah manusia, makhluk Tuhan yang dapat berkuasa atas kendali diri yang akan hendak kemana dan akan berhenti di mana.

Aku memiliki kendali untuk semua itu, tetapi Keputusan yang mutlak tetap berada di tangan Tuhan. Menurutku, rapuh yang aku dirasakan adalah salah satu bentuk Keputusan yang Tuhan berikan. Mungkin, rapuh yang setiap manusia memiliki terdapat cerita tersendiri di dalamnya. Pun aku begitu..

Dulu, bagiku belajar adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Belajar juga menjadi kendaraan untukku mencapai semua mimpi yang aku rencanakan. Mimpi sederhana tapi sangat mendalam dan membekas hingga saat ini. Biar kuberitahu, mimpi itu adalah sinar yang aku perjuangkan cahayanya, meskipun sedang gelap gulita melanda.

Masuk universitas ternama, terfavorit, dan terakreditasi baik adalah Impian dan dambaan bagi banyak orang. Tentunya, aku adalah salah satu orang tersebut. Sebut saja kampus kuning. Dia yang menjadi alasan utamaku terus belajar dan berjuang. Mimpiku sederhana, bersekolah di sana, bertemu dengan orang-orang hebat dan cerdas, dan tentunya membawa nama baik kota kelahiranku. Duh, ternyata sederhananya mimpiku juga banyak yang menginginkan.

Tahun penentuan untuk masuk perguruan tinggi menjadi saksi nyata bahwa sebuah kerapuhan harus aku dapatkan. Penolakan bertubi-tubi dan kemalangan lainnya yang membuat rendah diri membuatku sangat merasakan kerapuhan itu sendiri. Terbesit dalam pikiranku, “Apa setidak layak itu kah aku untuk berada di PTN?” dan banyak asumsi negative lainnya yang semakin membuat nelangsa itu tidak kunjung mereda.
Jujur, tidak ada penekanan atas pilihan dan kegagalan tersebut. Semua murni atas pilihan dan konsekuensi yang aku dapatkan. Penundaan untuk mendapatkan tempat belajar menjadi proses yang sangat membuatku bertumbuh. Menunda setahun adalah fase krusial yang sangat aku ingat hingga kapan pun. Penerimaan, pemaafan, dan proses lainnya yang aku pelajari dalam waktu menunda tersebut adalah bentuk pendewasaan yang sedang aku lakukan.

Aku rapuh, tapi aku harus bertumbuh. Menunda untuk mengejar mimpi yang sama adalah satu hal yang aku perjuangkan saat itu. Namun, lagi-lagi aku rapuh. Mimpiku tertolak untuk kesekian kalinya.
Rapuhku itu menjadi awal bertumbuh yang baru hingga detik ini. Memulai hari yang baru, meskipun di tempat lain yang belum pernah aku impikan sebelumnya. Namun, tempat ini yang sekarang aku sadari menjadi mediaku untuk mengenal dunia pertumbuhan yang sangat menyenangkan.

Terkadang, jika sedang mengevaluasi diri, aku sering tersadar, bahwa tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, justru menjadi tempat yang sangat memberikan dampak terbaik untuk diri ini dalam proses bertumbuh.

Satu-persatu rapuhku memudar dan digantikan oleh perasaan haru dalam melewati momen bertumbuh setiap waktunya. Bertumbuh di tempat ini membawaku melihat banyak dunia luas yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya. Melalui tempat ini pula, aku selalu punya semangat untuk bertumbuh setiap detiknya.
Sekarang, aku kukuh. Penerimaan dan pendewasaan melalui momentum rapuh membuatku kukuh seperti sekarang. Aku selalu percaya, mimpi tidak pernah gagal. Hanya saja, mimpi pun tahu tempat mana yang cocok dan layak untuk diri ini bisa bertumbuh dengan kapasitas yang dimiliki.

Di manapun tempat yang disinggahi, tidak mungkin aka nada momen bertumbuh jika diri sendiri tidak mampu melihat kapasitas dalam diri. Aku percaya, bertumbuhku ini adalah momen yang membuatku paham akan keberanian dan kapabilitas diri yang sebelumnya belum pernah aku jamah sekali pun.

Aku ingin berterima kasih untuk diriku sendiri, terima kasih sudah mau memaafkan, mengikhlaskan, dan memberikan ruang bertumbuh untuk diriku meskipun kita tidak berada di tempat yang pernah kita impikan sebelumnya. Terus bertumbuh, yaa. Hari ini, esok, dan seterusnya.

Leave Your Comment