Krisis Iklim Telah Tiba, Lantas Kita Harus Apa?

  1. Home
  2. Uncategorized
  3. Article detail
Krisis Iklim Telah Tiba, Lantas Kita Harus Apa?

Akhir-akhir ini sering kali aku mendengar ungkapan, “Aduh panas sekali”. Tanpa mereka sadari itu adalah dampak dari aktivitas manusia yang merusak lapisan pelindung Bumi, sehingga panas matahari lebih terasa saat memasuki permukaan Bumi yang manusia tinggali. Hal tersebut nantinya akan bermura pada terminologi perubahan iklim. Perubahan iklim sendiri mengacu pada perubahan pola suhu dan cuaca dalam jangka waktu yang panjang. Perubahan iklim adalah bencana bagi kita, sebab perubahan iklim bisa menghancurkan multi-sektor secara perlahan di dalam kehidupan manusia. Perubahan iklim sendiri terjadi, karena berbagai aktivitas manusia dari mulai bangun hingga tidur kembali. Aktivitas manusia yang merusak tersebut datang dari berbagai gas emisi yang mereka hasilkan. Dimulai dari sektor pertambangan, industri, pembukaan lahan di hutan, sampai sampah makanan pun adalah alasan Bumi ini semakin panas. Terlebih aktivitas tersebut dilakukan secara repetitif dengan sifat yang destruktif dan eksploitatinya, terlebih bagi sektor pertambangan dan pembukaan lahan di hutan. Sungguh miris, aktivitas tersebut membuat Bumi semakin meringis dan bisa membuat manusia menangis.

Tetapi, Perubahan Iklim Itu Apakah Memang Ada?
Aku cukup muak dengan orang-orang yang sudah tahu realitasnya, tetapi masih denial akan hal tersebut, contohnya orang yang masih tidak mempercayai adanya perubahan iklim. Bayangkan saja betapa bebalnya mereka menolak sebuah kenyataan yang sudah terasa dampak buruknya di berbagai sektor. Di sektor pertanian, banyak sekali Petani yang mendapatkan pemasukan sedikit untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, sebab kegagalan panen selalu menimpa mereka, imbas dari bencana banjir ataupun kekeringan yang terjadi. Contoh teranyarnya, terjadi di Jambi, menurut UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jambi menyebutkan, bahwa jika biasanya produksi padi bisa mencapai 4,5 ton per hektare, alhasil sekarang akibat dari perubahan iklim ada 129 ton lebih padi yang harusnya dihasilkan tak dapat terpenuhi akibat adanya bencana banjir. Dengan demikian data tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan iklim berimbas sangat signifikan di masyarakat. Selain itu, di sektor perairan atau di wilayah pesisir nelayan juga mengeluhkan hasil tangkapan ikan mereka yang sedikit, tak seperti biasanya. Menurut kajian dari Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) di tahun 2021, sektor pesisir dan laut diperkirakan akan mengalami kerugian ekonomi rata-rata sebesar Rp.81,53 triliun setiap tahun selama periode 2020-2024 akibat dari dampak buruk perubahan iklim. Dengan realitas menyedihkan seperti itu, apakah kalian yang masih tak percaya dengan perubahan iklim dan tetap kekeh kalau semua ini adalah hanya fiktif belaka?

Sekarang Bukan Lagi Perubahan Iklim, Tetapi Krisis Iklim
Sekali lagi, aku sudah cukup muak dengan omong kosong belaka bahwa kalian tidak percaya perubahan iklim, akan tetapi sekarang kalian harus percaya dengan krisis iklim. Ya, krisis iklim, krisis yang timbul dari perubahan iklim yang semakin memburuk. Kondisi sekarang mengharuskan kita semua secara kolektif untuk membendung krisis iklim ini agar tidak terus meningkat dalam konteks kenaikan suhunya. Di sini memang benar diperlukan usaha kolektif, akan tetapi kebijakan yang pro terhadap pembatasan laju krisis iklim adalah usaha paling efektif juga yang seharusnya bisa pemerintah manfaatkan. Dalam konteks ini, seperti yang sudah diketahui, Indonesia bersama negara-negara di dunia berkomitmen untuk membatasi kenaikan suhu di angka 1,5 derajat celcius dan di bawah 2 derajat celcius melalui Paris Agreement di tahun 2015. Namun, nyatanya komitmen tersebut justru tidak terpenuhi, karena suhu Bumi telah mencatat lebih dari 1,5 derajat celcius. Tentu saja, hal ini ada berbagai campur tangan kotor dari sisi kebijakan pemerintah juga, terutama terkait dalam hal-hal yang bisa menimbulkan gas emisi. Sejalan dengan hal tersebut bahwa suhu Bumi sudah melebihi 1,5 derajat celcius adalah suatu ketakutan bagi diriku. Ya, masa-masa krisis iklim sedang kita rasakan saat ini. Kita benar-benar sudah merasakan manifestasi dari dampak-dampak gas emisi yang telah dihasilkan. Jadi, di tengah krisis iklim ini kita harus bagaimana?

Sadar Dulu Saja, Lalu Lakukan Aksi Nyata!
Segala sesuatu akan dijalankan dengan sepenuhnya, jika kita sudah menyadari bahwa hal tersebut adalah penting bagi kita, bahkan untuk orang lain. Aku bisa memiliki kekhawatiran pada isu lingkungan hidup, terkhususnya krisis iklim, karena berawal dari kesadaran bahwa krisis iklim bisa menghancurkan masa depanku. Alhasil, setelah aku sadar, barulah aku mulai melakukan iniastif untuk melakukan aksi nyata dalam membatasi dampak yang lebih buruk dari krisis iklim. Sekecil dan sesederhana yang bisa dilakukan terlebih dahulu saja, sebab itu bisa saja memberikan dampak yang besar di kemudian hari. Sudah aku bilang bahwa sekarang adalah kondisi yang mengharuskan kita beraksi secara kolektif. Tindakan yang dilakukan paling efektif adalah dengan mengubah sistem atau kebijakan yang tadinya tidak memiliki keberpihakan menjadi berpihak terhadap iklim. Tentu saja, prosesnya lama, tapi hasilnya sangat terasa. Selain itu, alternatif lain juga tindakan secara individual juga adalah tindakan yang bermakna. Memang kecil, tapi dengan konsistensi juga bisa membuahkan dampak yang besar. Bayangkan saja, jika kamu setiap hari rutin bergaya hidup ramah lingkungan dan di satu waktu ada kawanmu yang mengikuti gaya hidupmu, itu juga suatu pencapaian bagi kamu untuk melakukan aksi nyata untuk membatasi laju dari krisis iklim. Oleh karena itu, sadari dulu saja, kemudian lakukan aksi nyata!

Pada akhirnya, perubahan iklim sudah beranjak menjadi krisis iklim dan di kondisi sekarang ini kita harus benar-benar percaya akan hal itu. Berbagai fakta dan data sudah banyak disajikan, tidak ada hal lain lagi yang patut dipertanyakan. Aku hanya ingin kalian menyadari bahwa krisis iklim ini benar-benar tengah kita lawan. Setelah menyadarinya, tentu saja mulailah untuk melakukan aksi nyata demi membatasi laju krisis iklim. Aku percaya kita semua bisa mulai secara kolektif bertindak untuk mengubah sistem yang tak berpihak pada iklim. Yuk mulai sekarang kita sadari dan lakukan aksi nyata itu!

Referensi:
Internet
https://lcdi-indonesia.id/2022/08/29/loss-and-damage-akibat-dampak-perubahan-iklim-di-sektor-pesisir/

https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7224949/129-ton-padi-di-jambi-gagal-panen-akibat-banjir-dan-perubahan-iklim/amp

https://unfccc.int/process-and-meetings/the-paris-agreement

Penulis: Rio Ananda Andriana
Instagram: @rio.anandaa
LinkedIn: Rio Ananda Andriana

Leave Your Comment