YOU AN’T CHANGE PEOPLE AROUND YOU, BUT YOU CAN CHANGE PEOPLE AROUND YOU

  1. Home
  2. Achievement
  3. Article detail
YOU AN’T CHANGE PEOPLE AROUND YOU, BUT YOU CAN CHANGE PEOPLE AROUND YOU

Pernahkah kamu terjebak di lingkungan yang toxic? Lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya.

Halo, namaku Febriyanti Eryana Putri mahasiswi semester 6 dari Universitas Singaperbangsa Karawang. Di Sharing Knowledge ini aku ingin membagikan hal hal seputar “toxic environment” yang bisa saja terjadi disekitar kita. Dan bagaimana cara menghindarinya? Yuk simak artikel ini.

Seperti yang kutulis sebelumnya, lingkungan di mana orang-orangnya punya perilaku, sikap, atau budaya yang negatif dan merusak kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Tapi bagaimana kita tahu bahwa kita sedang terjebak di lingkungan toxic itu? Berikut adalah beberapa contoh perilaku toxic berdasarkan pengalamanku :

  • Kritik yang Merusak

Kritik yang tidak konstruktif, cenderung menyerang pribadi, merendahkan, atau menghina yang dapat membuat rasa percaya diri anjlok dan harga diri runtuh.

  • Gosip dan Rumor

Lingkungan yang dipenuhi gosip dan rumor negatif. Ini membuat rasa aman dan nyaman menjadi hilang.

  • Persaingan Tidak Sehat

Persaingan yang nggak sehat, di mana orang lebih suka menjatuhkan daripada saling mendukung untuk sama sama berkembang.

  • Kurangnya Dukungan

Minim dukungan atau pengakuan terhadap prestasi dan usaha seseorang. Orang-orang di lingkungan ini lebih suka mengabaikan atau meremehkan pencapaian satu sama lain.

  • Manipulasi dan Kontrol

Ada individu atau kelompok yang berusaha mengontrol atau memanipulasi orang lain buat keuntungan pribadi mereka. Biasanya, ini dilakukan dengan cara yang tidak adil atau nggak etis.

  • Ketidakadilan dan Diskriminasi

Perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif berdasarkan latar belakang, penampilan, atau preferensi pribadi.

  • Negativitas Berlebihan

Atmosfer yang dipenuhi pesimisme, keluhan terus-menerus, dan pandangan negatif terhadap segala sesuatu yang membuat hilangnya energi dan semangat.

  • Kurangnya Empati dan Pengertian

Ketidakmampuan atau ketidakmauan buat memahami atau merasakan perasaan dan perspektif orang lain. Ini menghambat komunikasi yang sehat dan saling pengertian.

Lingkungan toxic bisa ada di mana aja, di sekolah, tempat kerja, komunitas, bahkan dalam hubungan personal. Dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari kesehatan mental dan emosional yang terganggu, hingga produktivitas dan semangat hidup yang turun.

Tapi kan, kita tidak bisa mengubah orang orang disekitar kita? Bagaimana jika kita terlanjur ‘terjebak’ di lingkungan toxic itu? Itulah makna dari kutipan “You can’t change people around you, but you can change people around you”. Kamu pasti pernah mendengar kutipan itu setidaknya sekali dalam hidupmu. Makna dari kutipan itu adalah benar, kamu tidak bisa mengubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu. Cara mereka memandangmu, cara mereka pesimis satu sama lain, perilaku negative lingkungan yang perlahan mengikis semangatmu untuk maju, tidaklah mampu untuk kamu ubah. Tapi ada 1 yang bisa kamu ubah. Yap, LINGKUNGANMU. Kamu tidak bisa merubah ‘perilaku’ orang orang disekitarmu tapi kamu bisa ubah siapa yang ada di sekitarmu dengan masuk ke lingkungan yang lebih positif.

Berdasarkan pengalamanku, meninggalkan lingkungan toxic dan mulai masuk ke lingkungan yang lebih positif bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

  1. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu berada di lingkungan toxic. Akui dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan emosionalmu.
  2. Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dengan orang-orang yang toxic. Jangan takut untuk mengatakan “tidak” atau menjaga jarak dari mereka. Hal ini biasa disebut dengan istilah “Boundaries”.
  3. Temukan orang-orang yang mendukung dan peduli padamu. Bisa dari keluarga, teman dekat, atau bahkan komunitas baru yang punya minat yang sama.
  4. Jangan terlibat dalam drama atau gosip yang ada di lingkungan toxic. Fokus pada hal-hal positif dan produktif.
  5. Fokus pada pengembangan diri. Ikuti kegiatan yang kamu sukai, belajar hal baru, atau terlibat dalam proyek yang membuatmu merasa bersemangat.
  6. Jika memungkinkan, bicarakan masalahmu dengan orang-orang di lingkungan toxic tersebut. Kadang, mereka mungkin tidak menyadari dampak perilaku mereka.
  7. Mulailah mencari lingkungan baru yang lebih positif. Bergabung dengan klub, komunitas, atau organisasi yang sesuai dengan minatmu.
  8. Lakukan kegiatan yang bisa menjaga kesehatan mentalmu, seperti meditasi, olahraga, atau sekadar waktu untuk diri sendiri.
  9. Pertahankan sikap positif dan optimis. Percaya bahwa kamu layak mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan orang-orang yang mendukungmu.
  10. Secara aktif cari dan jalin hubungan dengan orang-orang yang positif. Mereka akan memberimu energi, dukungan, dan inspirasi untuk berkembang.
  11. Selalu evaluasi kondisi lingkunganmu secara berkala. Pastikan kamu tetap berada di tempat yang mendukung dan membangun.

Contohnya, jika kamu merasa lingkungan sekolah atau kampus terlalu toxic, coba untuk lebih aktif di organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat dan hobimu. Ini bisa jadi cara untuk bertemu orang-orang baru yang punya energi positif. Tidak mudah memang. Tapi perlu diingat, perubahan ini butuh waktu dan usaha, tapi dengan langkah-langkah yang konsisten, kamu bisa meninggalkan lingkungan toxic dan menemukan tempat yang lebih mendukung perkembangan dirimu.

Leave Your Comment